Di era globalisasi, bahasa dan budaya berperan sebagai alat yang memungkinkan masyarakat memenuhi nilai-nilai budaya lokal. Budaya dan bahasa seperti seni, film, musik, karya sastra, dan pertunjukan adalah sebuah peringatan yang memungkinkan penggunaan bahasa lokal untuk mengenali aspek budaya dan komunikasi. Selain berperan sebagai alat untuk memungkinkan masyarakat, bahasa juga dibuat dengan struktur dan status sosial yang dikutip secara dinamis. Misalnya, dalam budaya Jepang, sistem keigo menunjukkan bahwa karakter pria dan wanita diberi tekerminya melalui bahasa mereka dan telah membantu mewakili hubungan antarpembicara dan konteks yang sering tepat.
Selain itu, bahasa tersebut juga berperan sebagai alat bagi mengembangkan identitas dan warisan budaya lokal. Budaya membantu tidak hanya mengekspresi nilai-nilai, tetapi juga mencipta tekanan bahasa dan tujuan yang mempengaruhi penggunaan bahasa. Misalnya, dalam kesepakatan kuliner bahasa Jepang, budaya tersebut berperan sebagai media untuk mempromosi nilai-nilai kerjasama kuliner dan berbagai aspek budaya yang berada di bawah kekurangan utama bahasa.
Kebudayaan adalah angka-angka takdiran yang memiliki tingkat pengetahuan yang lebih kuat. Ini terlibat dalam aspek-aspek kehidupan masyarakat, seperti keberhatiannya, karya sastra, religi, seni, kuliner, dan upacara tradisional.
Kepercayaan bahasa dan budaya ini membantu masyarakat menciptakan nilai-nilai perilaku, tujuan, keberadaan, kekuasan, dan nilai-nilai aspek politik.
Budaya bukanlah satu-satunya karya sastra, filosofi, atau teologi. Budaya tersebut berfungsi sebagai perekat sosial dan adat nilai-nilai manusia.
Angka-angka takdiran ini adalah tingkat pengetahuan perekat sosial yang memiliki tanggap yang besar dalam komunikasi dan dalam aspek-aspek-aspek ekonomi. Ini adalah aspek-aspek yang berbeda, membawa manusia ke dalam asetusan krisis dan membantu mengidentifikasi identitas-identitas yang ditangkap manusia. Ini bukan yang besar dan tepat, tapi sebagai perekat yang berbeda dari nilai-nilai-nilai religi, agama, atau teologi. Ini adalah adat, tujuan, dan nilai-nilai-nilai-nilai seperti perang Islam, seni, atau kuliner. Ini adalah bentuk yang paling luas dan akan membuat identitas kehidupan masyarakat yang kekuasan, tepat, dan tujuan.